BUDIDAYA TANAMAN STROWBERI
DI DESA SERANG PURBALINGGA
KARYA TULIS

Disusun untuk Melengkapi Tugas sebagai Syarat Menempuh
Ujian Nasional (UN) / Ujian Sekolah (US)
SMA Negei 3 Pemalang
2012/2013
Oleh:
Nama : Hidayatul Baroroh
NIS : 5234
Kelas : XII IPA 2
Program : IPA
PEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG
DINAS PENDIDIKAN, PEMUDA DAN OLAHRAGA
SMA NEGERI 3 PEMALANG
2012
DAFTAR ISI
HALAMAN
JUDUL....................................................................................... i
PERSETUJUAN /
PENGESAHAN................................................................ ii
MOTTO............................................................................................................ iii
PERSEMBAHAN........................................................................................... iv
PRAKATA...................................................................................................... v
DAFTAR
ISI................................................................................................... vi
BAB I PENDAHULUAN......................................................................... 1
A. Latar Belakang dan
Masalah.................................................... 1
B. Alasan Pemilihan Judul............................................................ 1
C. Tujuan
Penulisan....................................................................... 1
D. Metode
Penulisan..................................................................... 2
E. Sistematika
Penulisan................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN............................................................................. 5
A. Gambaran Umum
Strowberi..................................................... 5
B. Tata Cara Pembudidayaan
Strowberi........................................ 7
C. Hama dan Penyakit serta Cara Penanggulangannya.................. 12
D. Pemanenan dan Penanganan Pascapanen.................................. 14
E. Pemanfaatan Tanaman Strowberi……………………………..
17
BAB III PENUTUP....................................................................................... 20
A. Simpulan.................................................................................... 20
B. Saran.......................................................................................... 20
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang dan Masalah
Buah
merupakan sumber berbagai macam vitamin dan mineral yang sangat dibutuhkan
tubuh. Tanpa mengonsumsi buah-buahan, sel-sel tubuh tidaka akan mampu tumbuh
dan berkembang dengan baik. Strowberi termasuk buah yang i mengandung zat-zat
penting tersebut. Untu itu, kita perlu mengetahui dan mengenal lebih dalam
tentang strowberi. Selain itu, masyarakat juga dapat menjadikan strowberi
sebagai obyek pembudidayaan yang menguntungkan.
Dari
latar belakang di atas penulis merumuskan masalh sebagai berikut:
1. Bagaimana
gambaran umum tanaman strowberi?
2. Bagaimana
cara pembudidayaan strowberi?
3. Bagaimana proses pemeliharaan serta
penangulangan hama dan penyakit pada tanaman strowberi?
4. Bagaimana proses pemanenan dan penganan
pascapanen?
5. Apa saja pemanfaatan tanaman strowberi?
B. Alasan
Pemilihan Judul
Dalam penyusunan karya tulis
ini, penulis memilih judul “Budidaya Tanaman Strowberi di Desa Serang
Purbalingga”. Dalam hal ini penulis ingin memberika alasan sebagai berikut:
1. Penulis ingin berbagi pengetahuan tentang budidaya tanaman
strowberi.
2. Penulis ingin memberikan pengetahuan yang luas tentang strowberi.
3. Penulis
ingin menumbuhkan daya minat masyarakat terhadap tanaman strowberi.
C. Tujuan Penulisan
1. Sebagai
syarat untuk menempuh Ujian Nasional dan Ujian Sekolah.
2. Menambah
pengetahuan tentang bagaimana cara pengelolaan dan budidaya tanaman strowberi.
3. Menumbuhkan
daya minat masyarakat terhadap strowberi.
D. Metode Pengumpulan Data
1. Metode
Observasi
Yaitu penulis mengadakan pengamatan langsung di kebun “Planet
Stroberi”terhadap suatu yan ditulis karena dengna cara ini adalah cara yang
paling mudah untuk mengadakan suatu penyelidikan.
2. Metode
Kepustakaan
Yaitu metode untuk mendapatkan
data dengan cara membaca buku yang berkaitan dengan judul karya tulis sebagai
tambahan dari metode interview.
3. Metode
Interview
Yaitu metode pengumpulan data
dengan cara penulis mengadakan tanya jawab secara langsung kepada orang yang
sudah terpercaya dalam memberikan penjelasan dalam pembuatan karya tulis.
4. Metode
Dokumentasi
Yaitu metode dimana penulis
mengambil gambar secara langsung pada objek penelitian sebagai bukti bahwa
penulis telah malakukan observasi.
E. Sistematika Penulisan
Sistematika
ynag penulis gunakan sesuai dengan pedoman yang telah diberikan Bapak / Ibu
Guru pembimbing, yaitu mulai dari halaman judul, persetujuan dan pengesahan,
motto, persembahan, prakata, daftar isi, bab pendahuluan, bab pembahasan, bab
penutup, daftar pustaka, dan lampiran.
1. Halaman judul
Merupakan
halaman yang menerangkan judul, penyusun atau penulis, tujuan penulisan dan
instansi yang bersangkutan.
2. Halaman persetujuan dan pengesahan
Merupakan
halaman yang menunjukan telah disetujui dan disahkannya karya tulis tersebut.
Dengan menyertakan bukt tanda dari pihak yang menyetujui dan mengesahkan karya
tulis tersebut.
3. Halaman motto
Merupakan
halaman yang berisi kata-kata motivasi bagi penulis dari tokoh-tokoh dunia yang
menginspirasi dan memotivasi dalam pembuatan karya tulis tersebut.
4. Halaman persembahan
Merupakan
halaman yang menunjukan kepada siapa karya tulis tesebut dipersembahkan.
5. Halaman prakata
Merupakan
halaman yang berisi pengantar dari penulis dengan memberikan sedkit gambaran
tentan permasalahan yang diangkat dalam karya tulis tersebut.
6. Halaman
daftar isi
Merupakan
halamn yan menuliskan daftar halaman beserta nomor halamannya . Ini digunakan
sebagai petunjuk bagi pembaca tentang isi dari kaya tulis tersebut dengan nomor
halamannya.
1. Halaman pendahuluan
Merupakan bagian bab pertama dari
karya tulis yang berisi lata belakang dan masalah, alasan pemilihan judul,
tujuan penulisan, metode penulisan, dan sistematika karya tulis.
- Halaman pembahasan
Merupakan halaman penjabaran atau
isi dari karya tulis. Ini merupakan halaman pook dalam karya tulis. Halaman ini
berisi beberapa pokok pembahasan yan akan dijabarkan dan bergantung pada
kemempuan tiap penulis.
- Halaman penutup
Merupakan bagian bab akhir dalam penyusnan
karya tulis. Halaman penutup ini berisi simpulan dan saran dar penulis.
- Daftar pustaka
Merupakan
halaman yang mencantumkan sumber-sumber tertulis yang digunakan dalam
pengemukaan data dan fakta dalam kaarya tulis tersebut.
- Lampiran
Merupakan
halaman yang diperuntukan menunjang isi dari karya tulis. Dapat berupa
dokumentasi atau lain sebagainya.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Gambaran
Umum Strowberi
Strowberi
merupakan tanaman buah yang berupa herba dan ditemukan pertama kali di Chili,
Amerika Latin. Di Indonesia strowberi dikenal juga dengan nama arbei. Salah
satu spesies tanaman strowberi Fragaria
chiloensis L. Telah menyebar ke berbagai negara di Amerika, Eropa dan Asia.
Sementara itu, spesies Fragaria vesca L.
Menyebar lebih luas dibandingkan dengan spesies lainnya. Jnis strowberi ini
pula yang pertama kali masuk ke Indonesia.
Dua
studi terkini yang dipresentasikan pada konferensi dan pameran American
Dietetic Association Food and Nutrition menunjukan bahwa sealin rendah
lemak dan kalori, strowberi secara alami mengandung serat, vitamin C, asam
folat, kaliun dan antioksidan dalam jumlah tinggi. Strowberi sebagai alternaif
yang bagus untuk meningkatkan kesehatan jantung, mengurangi resiko terserang
beberapa jenis kanker, dan memberikan dorongan positif terhadap kesehatan
tubuh. Orang yang mengonsumsi strowberi setiap hari sekitar delapan buah atau
50 kalori, kadar asam folat darahnya meningkat dan tekanan sistolik darahnya
menurun.
Sifat
strowberi yang menurunkan tekanan sistolik darah dapat mengurangi resiko sakit
jantung yang berhubungan dengan tekanan darah tinggi. Asam folat menurunkan
kadar homosistein dalam darah. Homosistein adalah asam amino yang dalam jumlah
besar dapat menghambat arteri. Strowberi juga mengandung antioksidan dalam
jumlah besar, seperti asam elegat dan antosianin, yakni pigmen merah dalam
strowberi. Dengan demikian sudah cukup banyak bukti yang menyatakan bahwa
strowberi bermanfaat bagi kesehatan.
1. Botani,
Morfologi, dan Cara Memperbanyak Tanaman Strowberi
1.1. Botani
Strowberi
Tanaman strowberi termasuk
divisi Spermatophyta, subdivisi Angiospermae, kelas Dicotyledonae, famili
Rosaceae, genus Fragaria, dan spesies Fragaria sp. Tanaman yang satu famili
dengan strowberi diantaranya yaitu apel, pear, peach, blackberry, murbei, dan
ceri.
1.2. Morfologi Strowberi
1.2.1. Daun
Daun
strowberi berupa daun majemuk trifoliat atau terdiri dari satu daun dn tiga
anak daun dengan tepi bergerigi. Permukaan atas berbulu halus berwarna hijau
atau hijau tua. Permukaan bawa berwarna hijau keabu-abuan dan memiliki 300-400
stomata per mm persegi.
1.2.2. Batang
Strowberi
memiliki batang dengan jarak yang sangat rapat. Batang strowberi sangat pendek
, bertekstur lunak, dan tidak berkayu. Batang-batang ini tersembunyi diantara
tangkai-tangkai daun strowberi.
1.2.3. Akar
Tanaman
strowberi dewasa biasanya memiliki 20-35 akar primer. Akar-akar tanaman
strowberi dewasa bisa mencapai kedalaman satu meter, meskipun sebagian besar
tidak berada jauh dari bagian atas tanaman.
1.2.4. Stolon
Stolon adalah perpanjangan
tunas yang tumbuh horizontal sejajar dengan permukaan tanah (menjalar) yang
merupakan organ perbanyakan vegetatif. Anakan yang terbentuk dati stolon adalah
anakan vegetatif yan karakter dan sifatnya akan sama dengan induknya ( true to type ). Bibit tanaman baru
yang dihasilkan dari stolon akan cepat berbuah.
1.2.5. Bunga
Bunga strowberi memiliki
lima kelopak bunga (sepal), lima daun mahkota (petal), 20-35 benang sari
(stamen) dan ratusan putik (pistil) yang menempel dengan pola melingkar di atas
bunga (reseptakel).
1.2.6. Buah
Buah strowberi berwarna
merah yang sudah dikenal luas oleh masyarakat sebenarnya adalah reseptakel atau
jaringan dasar bunga yang membesar. Buah sebenarnya adalah biji-biji kecil yang
berwarna putih yang disebut dengan achene
(baca : asen).
1.3.
Cara
Memperbanyak Strowberi
Strowberi dapat
diperbanyak dengan cara generatif melalui pembenihan biji dan vegetatif alami
melalui stolon.
1.3.1. Perbanyakan secara generatif menggunakan
biji
Perbanyakan
generatif melalui pembenahan biji atau benih dilakukan sebagai berikut:
Ø Benih dapat dibeli dari toko pertanian,
kemudian
direndam di dalam air selama satu malam.
Benih yang mengambang sebaiknya dibuang.
Ø Wadah persemaian dapat berupa kotak kayu
atau plastik yang diisi media berupa campuran tanah, pasir dan pupuk kandang
dengan perbandingan 1:1:1. Kotak semai ditutup dengan plastik atau kaca bening
dan sebaiknya disimpan di ruangan bersuhu 18º-20º C.
Ø Benih di dalam wadah persemaian disiram
setiap hari. Setelah berdaun 2 helai ditanam di bedeng sapih dengan jarak antar
bibit 2-3 cm.
Ø Media tanam di bedeng sapih sama dengan
media persemaian. Bibit diberi pupu daun yang memiliki kadar N tinggi 0,5 gram.
Ø Setelah tinggi tanaman mencapai 10 cm dan
telah merumpun, bibit dapat dipindahkan ke kebun.
1.3.2. Perbanyakan secara vegetatif
Perbanyakan secara
vegetatif menggunakan anakan dan stolon bisa dilakukan sebagai berikut:
Ø Anakan
Dengan
cara membongar rumpun tanaman induk dan membaginya menjadi beberapa bagian.
Tiap bagian minimala mengandung satu anakan. Kemudian ditanam di polibag
berukuran 18 x 15 cm, lalu disimpan di bedeng persemaian beratap plastik.
Ø Stolon
Stolon
yang dipilih adalah stolon yang telah memiliki tangkai daun (petiole) minimum 5
cm dan sudah memiliki beberapa buah calon akar. Stolon ditanam di polibag
berukuran 18 x 15 cm yang berisi media tanam. Setelah memiliki 4 helai daun, stolon dilepasakan
dari induknya dan disimpan di bedeng persemaian beratap plastik.
Di samping cara di atas, cara perbanyakan
vegetatif strowberi lainnya adalah dengan kultur jaringan atau metode in vitro.
Yaitu menggunakan bagian kecil dari
tanaman dengan memanfaatkan sifat totipotensi sel.
Salah
satu kelemahan perbanyakan secara vegetatif adalah masalah potensi
produktivitas dan daya tumbuh yang terus menurun pada generasi-generasi
berikutnya. Disebabkan tanaman hasil perbanyakan vegetatif adalah bagian dari
tanaman induknya yang tumbuh memisah.
B. Tata
Cara Pembudidayaan Strowberi
1. Ekologi
Tanaman
strowberi bisa tumbuh dengan baik di lingkungan beriklim sedang, tetapi tanpa
suhu dan kelembapan yang ekstrem. Berdasarkan tempat penanamannya, budidaya
bisa dilakukan di kebun, pot, talang air atau dikenal dengan sebutan metode
Israel, serta cara hidroponik.
1.1. Suhu dan kelembapan
Di
daerah tropis seperti Indonesia, tanaman strowberi akan tumbuh dengan baik di
daerah dengan ketinggian lebih dari 600 m dpl. Di ketinggian ini suhu udara
pada siang hari 22-25º C dan malam hari 14-18º C. Pada suhu yang sejuk dan
kelembapan udara relatif (RH) yang tinggi atau 85-95%, pertumbuhan strowberi
akan baik karena tida mengalami stres akibat tingginya suhu dan tingginya laju
transpirasi atau hilangnya air dari jaringan tanaman.
1.2. Tanah dan media tanam
pH
tanah yang ideal bagi tanaman strowberi adalah 5,8-6,5. Tanah yang mengandung
bahan organik yang tinggi memiliki porositas yang baik, sehingga akar bisa
tumbuh dengan optimal. Kandungan bahan organik yang tinggi juga bermanfaat
sebagai persediaan nutrisi jangka panjang bagi tanaman strowberi.
1.3. Sinar matahari dan panjang hari
Tanaman
strowberi adalah tanaman yang menyukai sinar matahari penuh. Pada kultivar hari
pendek, jika tanaman menerima sinar matahari kurang dari 12 jam, tanaman akan
mengalami rangsangan pembungaan dan kemudian berbunga. Sedangkan pada tanaman
hari netral tidak akan terpengaruh panjang hari, hanya fase pertumbuhan
vegetatif dan generatifnya ditentukan oleh perubahan suhu.
2. Budidaya Strowberi
2.1. Pengolahan tanah
2.1.1. Pencangkulan dan pembersihan gulma
Sebelum ditanami
strowberi, tanah terlebih dahulu dbersihkan dari gulma dengan cara dicangkul,
kemudian membolak-balik permukaannya, atau dengan cara kimiawi, yaitu
menggunakan hebisida. Tanah yang drainasenya buruk akan mengganggu pertumbuhan
akar dan sangat potensial terhadap munculnya red stele yang disebabkan oleh Phytophora
fragariae.
2.1.2. Pengapuran tanah
Rendahnya
pH tanha akan mengakibatkan tanaman keracunan aluminium dan besi. Kondisi ini
dapat diatasi dengan menambahkan kapur kalsit. Jumlah kalsit yang harus
ditambahkan (dalam satuan ton/ha) untuk membuat pH tanah menjadi 6,0 untuk
setiap10 m persegi menurut Hamet Setijono adalah 2,1 x kandungan aluminium yang
dapat dipertukarkan.
2.1.3. Penambahan bahan organik dan zeolit
Memperkaya
tanah dengan bahan organik juga perlu dilakukan dengan cara menambahkan kompos
dari pupuk kandang atau dedaunan yang sudah didekomposisi. Penambahan zeolit
juga dianjurkan karena dapat meningkatkan kapasitas tukar kation tanah,
sehingga pupuk mudah terserap tanaman. Zeolit diberikan sebanyak 100-200 kg per
hektar. Bahan organik dan zeolit ini berfungsi sebagai penyangga pH tanah.
2.1.4. Pupuk dasar dan mulsa
Sebelum
ditanami, tanah dipupuk dengan pupuk kimia, yaitu pupuk tunggal seperti urea,
SP-36, KCl, atau pupuk lengkap seperti NPK. Jumlahnya tergantung pada luas
lahan, jenis pupuk yang digunakan , dan populasi tanaman yang ditanam.
Penggunaan
mulsa plastik hitam perak atau mulsa jerami dalam penanaman strowberi sangat
dianjurkan. Mulsa plastik hitam perak atau mulsa jerami akan menahan air di
dalam tanah, manjaga kestabilan unsur suhu dan pH tanah, menghindari pencucian
unsur hara akibat hujan, dan lain-lain.
2.2. Pengaturan penanaman
Pengaturan
penanaman dilakukan setelah pengolahan lahan atau media tanam. Pengaturan
sistem penanaman strowberi dilakukan dengan beberapa cara atau sistem sebagai
berikut:
2.2.1. Guludan
atau bedengan (Hill)
Guludan
dibuat memanjang searah terbit dan terbenamnya matahari, dengan ketinggian
40-50 cm dan lebar 1-1,3 m untuk dua baris tanaman atau 1,5-1,7 m untuk empa
baris tanaman. Jarak antar tanaman dalam satu baris adalah 30-35 cm. Kelebihana
sistem guludan yaitu bisa mencegah penggenanagan air di sekitar perakaran
tanaman.
2.2.2. Permadani atau matted row
Sistem
permadani adalah sistem penanaman strowberi tanpa guludan dan membiarkan stolon
tumbuh, sehingga tanaman tumbuh dengan lebat dan merambata menyerupai
permadani. Umumnya hasil panen dari permadani sekitar 10 ton/hektar/tahun.
2.2.3. Tempat penanaman dari karung
Umumnya
para petani di Ciwidey, Kabupaten Bandung (Jawa Barat) membudidayakan strowberi
menggunakan tempat penanaman berupa karung. Pertimbangannya agar pemupukana
lebih mudah dilakukan dibandingkan dengan sistem penanaman mulsa dan buahnya
tidak bersentuhan dengan tanah, sehingga memperkecil resiko busuk buah.
2.3. Teknik penanaman
2.3.1. Teknik penanaman di lahan
Tahapan
penanaman bibit strowberi di lahan sebagai berikut:
Ø Pastikan lubang tempat penanaman di
permukaan mulsa
Sudah dibuat dengan jarak sesuai dengan
jarak tanam.
Ø Gali tanah yang berada di lubang mulsa
dengan kedalaman 15 cm atau disesuaikan dengan perakaran strowberi.
Ø Siram polibag berisi bibit dan keluarkan
bibit bersama media tanamnya dengan hati-hati.
Ø Tanam bibit di lubang tanam, setiap lubang
satu tanaman, kemudian padatkan tanah di sekitar pangkal batang.
Ø Jika penanaman dilakukan dengan mulsa
jerami, pemberian pupuk dasarsebanyak ½ dosis pupuk anjuran dan dilakukan
seminggu setelah tanam.
Ø Setelah ditanam, daerah perakaran ditutup
dengan tanah, kemudian seluruh lahan disiram dengan air yang banyak hingga
tanah terlihat sangat basah.
Ø Tebarkan mulsa jerami secara merata di
permukaan lahan.
Ø Waktu yang terbaik untuk menanam adalah
sore hari.
2.3.2. Teknik penanaman menggunakan karung
Tahapan
penanaman strowberi menggunakan karung yaitu:
Ø Siapkan karung plastik berukuran 25-50 kg
dna isi dengan media tanam setinggi 4/5 tinggi karung.
Ø Buat 4 buah lubang tanam di permukaaan
media tanam jaraknya tiap lubang 20 cm. Di tengah karung diberi lubang untuk
memendam pupuk kimia.
Ø Pupuk kimia yang diberikan adalah urea
sebanyak 15 gram, SP-36 10 gram, dan KCl 20 gram. Diulangi setiap 1,5 bulan.
Ø Atur jarak antar karung sekitar 40 cm
dalam satu baris dan jarak antarbaris sekitar 80 cm.
C. Tata
Cara Pembudidayaan Strowberi
1. Perawatan
Beberapa
hal yang perlu dilakukan terhadap tanaman strowberi sebagai berikut:
1.1. Penyulaman
Penyulaman
dialukuan sebelum tanaman berumur 15 hari setelah tanam. Tanaman yang disulam
adalah tanaman yang mati atau tumbuh abnormal.
1.2. Penyiangan
Penyiangan
dilakukan pada tanaman strowberi tanpa ataupun dengan mulsa plastik. Mulsa yang
berada di antara barisan ataupun bedengan dicabut dan dibenamkan ke dalam
tanah. Waktu penyiangan tergantung dari pertumbuhan gulma, biasanya dilakukan
bersama pemupukan susulan.
1.3. Pemangkasan atau perempelan
1.3.1. Pemangkasan
daun
Pemangkasan
dilakukan terhadap tanaman yang daunnya terlalu rimbun atau terkena penyakit.
1.3.3. Pemangkasan stolon
Pemengkasan
dilakukan pada penanaman strowberi dengan sistem talang, wadah karung dan
hidroponik.
1.3.4. Pemangkasan bunga
Bunga
yang sebaiknya dipelihara adalah bunga primer, sekunder dan tersier saja.
1.4. Pemupukan
1.4.1. Pertanaman tanpa mulsa
Pupuk
susulan ditambahkan dengan cara ditabur dalam larikan dangkal di antara
barisan, kemudian ditutup tanah. Biasanya diberikan 1,5-2 bulan setelah tanam
sebanyak 2/3 dosis anjuran.
1.4.2. Pertanaman dengan mulsa
Pupuk
susulan ditambahkan jika pertumbuhan kurang baik. Campuran urea, SP-36, dan KCl
(1:2:1,5) sebanyak 5 kg dilarutkan dalam 200 liter air. Setiap tanaman disiram
dengan 350-500 cc larutan pupuk.
1.5. Peremajaan tanaman
Peremajaan
tanaman strowberi, yakni penggantian tanaman sebaiknya dilakukan setelah
terlihat gejala penurunan produktivitas, yaitu setelah tanaman berumur 1 tahun.
Peremajaan tanaman strowberi ini dilakukan dengan cara mencabut tanaman lama
dan menggantinya menggunakan bibit baru.
1.6. Pengairan
dan penyiraman
Sampai
tanaman berumur 2 minggu, penyiraman dilakukan 2 kali sehari. Setelah itu
penyiraman dikurangi berangsur-angsur dengan syarat tanah tidak mengering.
Pengairan bisa disiram dengan disiram atau menjauhi pariy antarbedengan dengan
air.
2. Hama dan Penyakit serta Cara
Penanggulangannya
2.1. Hama
2.1.1. Kutu daun (Chaetosiphon
fragaefolii)
Kutu
daun berwarna kuning kemerahan, kecil (1-2 mm), hidup bergerombol di permukaan
bawah daun. Gejalanya yaitu pucuk daun keriput, keriting, pembentukan bunga
atau buah terhamabat. Pengendaliaannya dengan insektisida Omite 570 EC, Mitac
200 EC atau Agrimec 18 EC.
2.1.2. Tungau (Tetranychus
sp. dan Tarsonemus sp.)
Tungau
berukuran sangat kecil, betina berbentuk oval, jantan berbentuk agak segitiga
dan telur kemerah-merahan. Gejalanya yaitu daun berbercak kuning sampai
cokelat, keriting, mengering dan gugur. Pengendaliannya dengan insektisida
Fastac 15 EC dan Confidor 200 LC.
2.1.3. Kumbang penggerek bunga (Anthonomus rubi), Kumbang penggerek
akar (Otiorhynchus rugosostriatus)
dan Kumbang penggerek batang (O.
Sulcatus)
Gejalanya
di bagian tanaman yang digerek terdapat tepung. Pengendaliannya dengan
insektisida Decis 2,5 EC, Perfekthion 400 EC atau Curacron 500 EC pada waktu
menjelang fase berbunga.
2.1.4. Kutu putih (Pseudococcus sp.)
Gejalanya
yaitu bagian tanaman yang tertutupi kulit putih akan menjadi abnormal. Pengendalian
kimia dengan insektisida Perfekthion 400 EC atau Decis 2,5 EC.
2.1.5. Nematoda (Aphelenchoides fragariae atau A.
ritzemabosi)
Hidup
di pangkal batang bahkan sampai pucuk tanaman. Gejalanya yaitu tanaman tanaman
tumbuh kerdil, tangkai daun kurus dan kurang berbulu. Pengendaliannya dengan
nematisida Trimaton 370 AS, Rugby 10 G (Nemacur 10 G).
2.2. Penyakit
2.2.1. Kapang kelabu (Botrytis cinerea)
Gejalanya
bagian buah membusuk dan berwarna cokelat lalu mengering. Pengendaliannya yaitu
dengan fungisida Benlate atau Grosid 50 SD.
2.2.2. Busuk buah batang (Colletotrichum fragariae Brooks)
Gejalanya
yaitu buah busuk menjadi kebasah-basahan berwarna cokelat muda dan buah
dipenuhi massa spora berwarna merah jambu. Pengendaliannya dengan fungisida
berbahan aktif tembaga seperti Kocide 80 AS, Funguran 82 WP, Cupravit OB.
2.2.3. Busuk rizopus (Rhizopus stolonifer)
Gejalanya
yaitu buah busuk, berair, berwarna cokelat muda dan bila ditekan akan
mengeluarkan cairan keruh serta di tempat penyimpanan, buah yang terinfeksi
akan tertutup miselium jamur berwarna
putih dan spora hitam. Pengendalian dengan membuang buah yang sakit, pascapanen
yang baik dan budidaya dengan mulsa.
2.2.4. Empulur merah (Phytophtora fragariae hickman)
Gejalanya
jamur menyerang akar sehingga tanaman tumbuh kerdil, daun tidak segar,
kadang-kadang layu terutama siang hari.
2.2.5. Embun tepung (Sphaetotheca mascularis)
Gejalanya
yaitu bagian yang terserang, terutama bagian daun tertutup lapisan putih tipis
seperti tepung, bunga akan mengering dan gugur. Pengendaliannya dengan
fungisida Benlate atau Rubigan 120 EC.
2.2.6. Daun gosong (Diplocarpon earliana)
Gejalanya daun
berbercak bulat telur sampai bersudut tidak teratur, berwarna ungu tua.
Pengendalian kimia dengan fungisida Dhitane M-45 atau Antracol 70 WP.
2.2.7. Bercak daun
Penyebabnya
yaitu Romularia tulasni, gejalanya
bercak kecil ungu tua pada daun. Pusat bercak berwarna cokelat yang akan
berubah menjadi putih. Pestalotiopsis
disseminata, gejalanya bercak bulat pada daun. Pusata bercak berwarna
cokelat tua dikelilingi bagian tepi berwarna cokelat kemerahan atau kekuningan
daun mudah gugur. Rhizoctonia solani,
gejalanya bercak coklat hitam besar pada daun. Pengendaliannya kimia dengan
fungisida bahan aktif tembaga seperti Funguran 82 WP, Kocide 77 WP atau
Cupravit OB.
2.2.8. Busuk daun (Phomopsis obscurans)
Gejalanya
noda bulat berwarna abu-abu dikelilingi marna merah ungu, kemudian noda
membentuk luka mirip huruf v. Pengendaliannya dengan Dithane M-45, Antracol 70
WP atau Daconil 75 WP.
2.2.9. Layu vertisulum (Verticulum dahliae)
Gejalanya
daun terinfeksi berwarna kekuning-kuningan hingga cokelat, layu dan tanaman
mati. Pengendaliannya melalui fumigasi gas dengan Basamid-G.
D. Pemanenan
dan Penanganan Pascapanen
1. Beberapa Hal yang Harus Diperhatikan dalam
Pemanenan
1.1. Masa berbuah
Tanaman
asal stolon dan tanaman mulai berbunga ketika berumur 2 bulan setelah tanam.
Bunga pertama sebaiknya dibuang. Setelah tanamn berumur 4 bulan, bunga
dibiarkan tumbuh menjadi buah. Periode pembungaan dan pembuahan dapat
berlangsung selama 2 tahun tanpa henti.
1.2. Ciri dan umur panen
1.2.1. Buah
sudah agak kenyal dan empuk.
1.2.2. Kulit buah didominasi warna
merah, hijau kemerahan hingga kuning kemerahan.
1.2.3. Buah berumur 2 minggu sejak
pembungaan atau 10 hari setelah awal pembentukan buah.
1.3. Cara panen
Panen
dilakukan dengan mengunting bagian tangkai bunga dengan kelopaknya. Panen
dilakukan 2 kali seminggu. Produktivitas tanaman strowberi tergantung dari
varietas dan teknik budidaya:
1.3.1. Varietas
Osogrande: 1,2 kg/ tanaman/ tahun.
1.3.2. Varietas
Pajero: 0,8 kg/ tanaman/ tahun.
1.3.3. Varietas
Selva: 0,6 – 0,7 kg/ tanaman/ tahun.
Teknik budidaya strowberi dengan naungan
uv memberikan hasil 1-1,25 kg/ tanaman/ tahun.
2. Penanganan Pascapanen
2.1. Pengumpulan
Buah
disimpan dalam suatu wadah dengan hati-hati agar tidak memar, simpan di tempat
teduh atau dibawa langsung ke tempat penampungan hasil. Hamparkan buah di atas
lantai beralas terpal atau plastik. Cuci buah dengan air mengalir dan tiriskan
di atas rak-rak penyimpanan.
2.2. Penyortiran dan penggolongan
Pisahkan
buah yang rusak dari buah yang baik. Penyortiran buah berdasarkan pada
varietas, warna, ukuran dan bentuk buah. Terdapat 3 kelas kualitas buah yaitu:
2.2.1. Kelas esktra
Ø Buah berukuran 20-30 mm atau tergantung
spesies.
Ø Warna dan kematangan buah seragam.
2.2.2. Kelas I
Ø Buah berukuran 15-25 mm atau tergantung
spesies.
Ø Bentuk dan warna buah bervariasi.
2.2.3. Kelas II
Ø Tidak ada batasan ukuran buah.
Ø Sisa seleksi kelas ekstra dan kelas I yang
masih dalam kedaan baik.
2.3. Pengemasan dan penyimpanan
Buah
dikemas di dalam wadah plastik transparan atau putih kapasitas 0,25-0,5 kg dan
ditutup dengan plastik lembar polietilen. Penyimpanan dilakukan di rak dalam
lemari pendingin 0-1º C.
2.4. Keuntungan membudidayakan strowberi
Dalam
pembahasan di subbab ini adalah keuntungan secara financial atau ekonomi. Di
sini akan dijabarkan rincian dana menurut kategori biaya produksi, hasil
produksi dan keuntungan selama 2 tahun budidaya.
2.4.1. Biaya produksi
No.
|
Rincian
|
Nominal
|
1.
|
Sewa tanah 2 tahun
|
Rp
5.000.000,00
|
2.
|
Bibit 50.000 anakan @ Rp 1.000,00
|
Rp 50.000.000,00
|
3.
|
Pupuk dan kapur
|
|
Pupuk kandang 30 ton @ Rp 150.000,00
|
Rp
4.500.000,00
|
|
Urea 2x200 kg @ Rp 1.500,00
|
Rp
600.000,00
|
|
SP-36 2x250 kg @ Rp1.800,00
|
Rp
900.000,00
|
|
KCl 2x100 kg @ Rp 1.800,00
|
Rp
360.000,00
|
|
Kapur 4 ton @ Rp 400.000,00
|
Rp
1.600.000,00
|
|
Pupuk daun 20 kg @ Rp 20.000,00
|
Rp
400.000,00
|
|
4.
|
Pestisida 20 kg
|
Rp
1.300.000,00
|
5.
|
Peralatan dan bangunan
|
|
Mulsa plastik 20 rol @ Rp 300.000,00
|
Rp
6.000.000,00
|
|
Alat pertanian
|
Rp
1.250.000,00
|
|
Gubug unit
|
Rp
1.000.000,00
|
|
6.
|
Tenaga kerja
|
|
Pengolahan tanah, buat bedeng (150 HKP x
2 orang @ Rp 7.500,00)
|
Rp
2.250.000,00
|
|
Pupuk, kapur dan pasang mulsa (50 HKP x
2 orang @ Rp 7.500,00)
|
Rp
750.000,00
|
|
Penanaman (10 HKP x 2 orang + 30 HKW x 3
orang @ Rp 5.000,00)
|
Rp
550.000,00
|
|
Pemeliharaan (80 HKP x 2 orang + 100 HKW
x 3 orang)
|
Rp
1.150.000,00
|
|
Gaji 5 orang pekebun (2 pria + 3 wanita)
selama 2 tahun
|
Rp 24.000.000,00
|
|
7.
|
Pane dan pascapanen (100 HKP + 200 HKW)
|
Rp
2.000.000,00
|
8.
|
Lain-lain (pajak dan iuran)
|
Rp
500.000,00
|
Jumlah biaya produksi
|
Rp104.110.000,00
|
2.4.2. Hasil produksi
40.000 tanaman x 0,5 kg/ tahun
@ Rp 7.500,00 x 2 tahun Rp 300.000,00
2.4.3. Keuntungan
(Hasil produksi – biaya produksi)
Ø Tiap 2 tahun Rp 195.890.000,00
Ø Tiap 1 tahun Rp 97.945.000,00
Ø Tiap 1 bulan Rp 8.162.000,00
Untuk parameter kelayakan usaha, output
atau input rasionya dalam 1 tahun ± 1,1. Dari rincian di atas HKP adalah
keterangan Hari Kerja Pria dan HKW adalah keterangan Hari Kerja Wanita dengan
jumlah pekerja 2 pria dan 3 wanita. Pemasaran buah strowberi biasanya dilakukan
dengan jarak antar-kota. Tetapi karena “Planet Stroberi” merupakan kebun
agrowisata, sehingga pemasarannya pun secara langsung yaitu pengunjung memetik langsung
buah dari kebun.
E. Pemanfaatan
Tanaman Strowberi
1. Bagian yang Bisa Dimanfaatkan dan
Pengolahannya
1.1. Buah
Buahnya
dapat dijadikan jus, selai yoghurt, hiasan dan perisa kue dan lain sebagainya.
Selain itu dalam pengolahannya untuk produ kesehatan, buah ini seringkali
diambil ekstrak buahnya sebagai zat tambahan obat-obatan bagi anak dan
multivitamin serta produk kesehatan lainnya. Secantik nama dan bentu buahnya,
buah strowberi juga dapat dijadikan sesuatu untuk menunjang kecantikan kulit.
Sebagai contoh, strowberi dapat dijadikan masker bahan spa, lulur dan pasta
gigi.
1.2. Daun
Daun
srowberi dapat dimanfaatkan sebagai obat diare. Cara pengolahannya pun tidak
rumit, yaitu hanya dengan merebus daun strowberi. Kemudian air rebusan itu
disaring dan diminum airnya 3-4 cangkir.
2. Kandungan Zat dalam Strowberi dan Manfaatnya
Strowberi
sangat kaya akan nutrisi. Setiap 100 gram strowberi mengandung beberapa zat
vitamin dan mineral yan dibutuhkan tubuh kita setiap hari, antara lain:
Protein 0,8
gram
Lemak 0,5
gram
Karbohidrat 8 gram
Energi 37 kkal
Kalsium 28 mg
Fosfor 27 mg
Zat besi 0,8
mg
Magnesium 10 mg
Selenium 0,7
mg
Pottasium 27 mg
Vitamin A 60 SI
Vitamin C 0,03-56,7
mg
Asam folat 17,7 mcg
Manfaat
dari buah strowberi dan zat-zat penyebabnya antara lain:
2.1. Menyusutkan kadar kolesterol
Pottasium
yang terkandung di dalam strowberi merupakan salah satu mineral yang disarankan
untuk ada dalam pola menu orang yang ingin menurunkan kadar kolesterol.
2.2. Mencegah kanker
Asam
ellagic, antioksidan, vitamin A, vitamin C dan vitamin E yang dikandungnya
membantu melumpuhkan kerja aktif kanker.
2.3. Anti aging
Kandungan
vitamin B1, B2, C dan provitamin A pada strowberi dapat menghaluskan kulit dan
membantu warna kulit lebih cerah, bersih serta dapat mencegah terjadinya
penuaan dan pengeriputan kulit.
2.4. Mengencangkan kulit
Kandungan
gula dalam strowberi yang berbentuk butiran akan bekerja seperti scrub yang akan
mengangkat tumpukan sel-sel mati pada kulit.
2.5. Mencegah leukimia
Dua
macam zat yang terkandung di dalamnya yaitu asam amine dan asam tanae memiliki
efek mengekang pertumbuhan dan terjadinya tumor ganas.
2.6. Mengobati diare
Pada
daun strowberi terdapat zat astringent yang berkhasiat untuk menghentikan
serangan diare dengan meminum rebusan daun strowberi.
2.7. Sebagai obat jerawat
Strowberi
mengandung zat yang disebut asam salisiat. Penggunaannya dapat dalam bentuk
masker.
2.8. Menjaga stamina tubuh
Dengan
kandungan antienemic dan reconstituet yang terdapat dalam buah strowberi dapat
menjaga stamina tubuh.
BAB
III
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasaran
survey atau observasi yang telah dilakukan penulis di kebun "Planet
Stroberry”, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Tanaman strowberi akan tumbuh dengan baik di
daerah bersuhu sejuk seperti di pegunungan.
2. Ada begitu banayak manfaat dari buah
strowberi baik dari segi kesehatan maupun segi ekonomi.
3. Membudidayakan tanamanstrowberi tidaklah
terlalu sulit asalkan mengetahui tentang dasar-dasar budidaya strowberi.
4. Banyaknya kebun-kebun agrowisata strowberi
petik sendiri, atau munculnya factory
outlet yang memikat pengunjung
meningkatkan jumlah peminat terhadap buah strowberi.
B. Saran
Adapun
saran penulis terhadap perkebunanagrowisata “Planet Stroberry” yaitu sebagai
beikut:
1. Sebaiknya diadakan perluasan lahan untuk pembudidayaan tanaman
strowberi, mengingat banyaknya pengunjung dan peminat terhadap kebun agrowisata
strowberi petik sendiri.
2. Sistem penanaman tumpang tindih antara tanaman sayuran dan
strowberi akan menghambat pertumbuhan tanaman strowberi, sehingga perlu
diadakan pemisahan lahan.
3. Mengingat letak perkebunan yang kurang strategis, maka perlu
diadakan pemindahan tempat yang lebih strategis dan mudah dijangkau kendaraan.
DAFTAR PUSTAKA
Kurnia, Agus. 2005. Petunjuk Praktis Budidaya Stroberi. Jakarta: AgroMedia Pustaka.
Gunawan, Livy Winata. 2003. Stroberi. Jakarta: Penebar Swadaya.
Corronel RE, E.W.M. Verheij. 1991. Buah-buahan yang Dapat Dimakan. Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama.
http://www.google.com/
sejarah buah strowberi.
http://www.google.com/
pembudidayaan strowberi.
http://www.google.com/
wikipedia.tentang stowberi.