Kamis, 18 Desember 2014

senyawa hidrokarbon

Standard
Laporan Praktikum Kimia Organik I
Senyawa Hidrokarbon

Tanggal Praktikum : 19 April 2014

Dosen Pembimbing :
1.      Dra. Bina Lohitasari M,Pd., Apt.
2.      Mindiya Fatmi, S.Farm, Apt.

Penyusun                   : Hidayatul Baroroh (0661 13 111)
Kelas                           : D
Anggota kelompok    : -   Netti Anggreani (0661 13 121)
-          Siti Mariyam R. (0661 13 127)





LABORATORIUM FARMASI
PROGRAM STUDI FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PAKUAN
BOGOR
2014



BAB I
PENDAHULUAN

I.1  Tujuan Percobaan

Melihat dan mengidentifikasi hidrokarbon alifatik jenuh, hidrokarbon alifatik tak jenuh dan hidrokarbon aromatik.
I.2  Dasar Teori
        Senyawa hidrokarbon merupakan senyawa karbon yang paling sederhana. Dari namanya, senyawa hidrokarbon adalah senyawa karbon yang hanya tersusun dari atom karbon. Dalam kehidupan sehari-hari banyak kita temui senyawa hidrokarbon, misalnya minyak tanah, bensin, gas alam, plastic, dll. Sampai saat ini telah dikenal lebih dari 2 juta senyawa hidrokarbon. Untuk mempermudah mempelajari senyawa hidrokarbon yang begitu banyak, para ahli menggolongkan hidrokarbon berdasarkan susunan atom-atom karbon dalam molekulnya. Hidrokarbon yang paling sederhana  adalah alkana, yitu hidrokarbon yang hanya mengandung ikatan kovalen tunggal. Hidrokarbon dapat diklasifikasikan menurut macam-macam ikatan karbon yang dikandungnya. Hidrokarbon dengan karbon-karbon yang mempunyai satu ikatan dinamakan hidrokarbon jenuh. Hidrokarbon dengan dua atau lebih atom karbon yang mempunyai ikatan rangka dua atau tiga dinamakan hidrokarbon tidak jenuh.
        Hidrokarbon dan senyawa turunanya, umumnya  terbagi menjadi tiga kelompok besar yaitu :
1.      Hidrokarbon alifatik terdiri atas rantai karbon yang tidak mencakup bangun siklik. Golongan ini sering disebut sebagai hidrokarbon rantai terbuka atau hidrokarbon siklik.
2.      Hidrokarbon alisiklik atau hidrokarbon siklik terdiri atas atom karbon yang tersusun dalam satu lingkar atau lebih.
3.      Hidrokrabon aromatic merupakan golongan khusus senyawa siklik yang biasanya digambarkan sebagai lingkar enam dengan ikatan tunggal dan ikatan rangkapa bersilih ganti.
Sebagai hidrokarbon jenuh, semua atom karbon dalam alkana mempunyai empat ikatan tunggal dan tidak ada pasangan electron bebas. Semua electron terikat kuat oleh kedua atom. Akibatnya, senyawa ini cukup stabil dan disebut juga paraffin yang berarti kurang reaktif. Karbon-karbon dari suatu hidrokarbon  dapat bersatu sebagai suatu rantai atau suatu cincin. Hidrokrabon jenuh dengan atom-atomnya bersatu dalam suatu rantai lurus atau rantai yang bercabang diklasifikasikan sebagai alkana. Suatu rantai lurus berarti dalam tiap atom karbon lain. Suatu rantai cabang alkana mengandung paling sedikit sebuah atom karbon yang terikat pada tiga atau lebih atom karbon lain. 



BAB II
METODE PERCOBAAN

2.1 Alat dan Bahan
      Alat : gelas piala, korek gas, pipa U, pipet tetes, tabungg reaksi.
Bahan : air brom, benzene, HNO3 pekat, H2SO4 pekat, KMnO, NaCOOH, soda lime, Ca(OH)2.
2.2 Cara Kerja
1.   Hidrokarbon alifatik jenuh (Metana)
Dimasukan 2 gr Na. asetat dengan 1 gr soda lime (NaOH) dan Ca(OH)2 (1:1) ke dalam tabung reaksi kering. Tabung reaksi dihubungkan dengan pipa U ke dalam tabung reaksi lain yang berisi 1 ml air brom. Ujung pipa lengkung yang berisi air brom harus terendam dalam air brom tersebut. Tabung yang berisi campuran Na Asetat dan soda lime dipanaskan. Metana yang dihasilkan akan mengalir melalui pipa ke dalam tabung reaksi yang berisi air brom. Kemudian dikocok dan diperhatikan perubahan warna dari air brom.
2.   Hidrokarbon alifatik tak jenuh
Ditambahkan 4 tetes larutan contoh (minyak) yang akan diuji ke dalam tabung reaksi, diambhakan 1 ml KmnO4 sambil dikocok. Kemudian diamati pemucatan warna dari KmnO4 atau timbul adanya endapan warna cokelat.
3.   Hidrokarbon aromatic
a.       Dicatat bau yang khas dimasukan 1 ml HNO3 dan 2 ml H2SO4 pekat ke dalam tabung reaksi. Didinginkan campuran tersebut di bawah air kran, kemudian ditambahkan 1 ml benzena, lalu dikocok. Selajutnya dituangkan campuran tersebut ke dalam gelas piala yang berisi air. Minyak bening kuning kental (nitrobenzena) akan mengendap pada dasar gelas dengan bau yang sangat khas. Bila benzena ditambahkan berlebih sebagian akan terapung di atas air. Apabila derajat panasnya terlalu tinggi, sedikit dinitrobenzena akan terbentuk berupa padatan.
b.      Diuji 4 ml benzena dengan KmnO4 (Uji bayer)




BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1        Hasil Pengamatan
1.      Alifatik jenuh (metana)
Orange → kuning → bening

Reaksi :
NaOH + CH3COOH → CH4 ↑ + Na2CO3 + H2O

2.      Alifatik tak jenuh
Minyak : kuning pekat → ↓ cokelat

Reaksi : -
3.      Aromatik
a.       Bau khas
Sebelum dituang ke air : Kuning
Setelah dituang ke air : ↓↑ + larutan bening dengan bau khas aromatik

Reaksi :
C6H6 +  H2SO4 + HNO3 → C6H6 + NO2 + H2O + H2SO4

b.      Bayer
C6H6 + KmnO4 terpisah.
KmnO4 ↓ di dasar tabung berwarna ungu.

3.2        Pembahasan
        Pada percobaan ini dilakukan 3 pengujian yaitu alifatik jenuh (metana), alifatik tak jenuh dann aromatik. Pada percobaan petama pengujian alifatik jenuh dilakukan dengan mencampurkan dan menghubungkan larutan NaCOOH +NaOH + Ca(OH)2 dengan air brom. Hasil yang diperoleh yaitu perubahan warna orange menjadi bening. Hasil ini sesuai dengan teori, dimana larutan NaCOOH + NaOH + Ca(OH)2 direaksikan dengan air brom dan selanjutnya dipanaskan akan berwarna bening. Sehingga dengan adanya persamaan hasil tersebut percobaan alifatik jenuh telah berhasil.
        Percobaan selanjutnya yaitu menguji senyawa hidrokarbon alifatik tak jenuh. Senyawa yang digunakan yaitu KmnO4 + minyak. KmnO4 bertindak sebagai katalis, sedangkan minyak sebagai senyawa hidrokarbon. KmnO4 merupakan oksidator kuat. Pada percobaan ini terjadi reaksi redoks, dimana senyawa hidrokabon mengalami oksidasi dan KmnO4 mengalami reduksi. Senyawa hidrokarbon yang mengalami oksidasi yaitu golongan alkena, dimana ikatan rangkap dua terputus dan menjadi ikatan tunggal. Pada percobaan minyak menghasilkan ↓ cokelat, yang mengindikasikan terjadinya reaksi dengan KmnO4.
        Pada percobaan 3 dan 4 merupakan uji senyawa hidrokarbn aromatik. Ciri khas dari reaksi ini menimbulkan bau yang sangat khas. Senyawa yang digunakan yaitu benzena (C6H6). Pada pengujian pertama untuk menguji bau khas dengan mencampurkan HNO3 + H2SO4 + C6H6. Sesuai dengan teori bahawa nitrasi benzena dengan senyawa-senyawa tersebut tidaka kan bercampur, dimana masing-masing membentuk lapisan sendiri-sendiri. Hal ini karena benzena megalami nitrasi dengan HNO3, dengan H2SO4 sebagai katalis dengan nitrasi aromatik berupa reaksi 2 tahap. Terbentuk ↓ dan ↑ serta larutan berwarna bening dengan bau khas aroma benzena. Sifat bezena yang tidak larut membentuk lapisan kedua dengan cincin berbentuk awan berwarna putih.
        Percobaan terkahir yaitu uji bayer. Uji bayer ini digunakan KmnO4 sebagai katalis. Uji bayer merupakan  suatu uji untuk menunjukan kereaktifan heksana, benzena dan sikloheksana terhadap oksidator KmnO4  yang merupakan katalis. Selain sebagai katalis, KmnO4 juga digunakan sebagai reagensia untuk menanjukan adanya senyawa hidrokarbon dengan dilihat dari jenis ikatan rangkapnya. Pada uji bayer ini, benzena direaksikan dengan KmnO4 menghasilkan ↓ ungu.
       
                                KmnO4 + C6H6 → ↓ ungu
Kedua senyawa terpisah dengan KmnO4 mengendap di dasar tabung. Hal ini membuktikan bahawa adanya pemutusan ikatan rangkap dua.




BAB IV
KESIMPULAN
 Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
  1. Benzena memiliki sifat tidak larut membentuk lapisan kedua pada saat dicampurkan dengan senyawa lain.
  2. Senyawa hidrokarbon bersifat non polar.
  3. Benzena sebagai pelarut hanaya dapat melarutkan senyawa-senyawa polar, sedangkan senyawa yang digunakan pada percobaan ini non polar.






DAFTAR PUSTAKA

Fessenden R.J and Fessenden J.S. 1982. Kimia Organik : Edisi ketiga. Jakarta : Erlangga.
Syukri, S. 1999. Kimia Dasar 3. Bandung :ITB.

Petrucci, Ralph H. 1987. Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern Jilid 3. Jakarta : Erlangga.

0 komentar:

Posting Komentar