Laporan
Praktikum Kimia Organik I
Senyawa
Hidrokarbon
Tanggal
Praktikum : 19 April 2014
Dosen
Pembimbing :
1.
Dra.
Bina Lohitasari M,Pd., Apt.
2.
Mindiya
Fatmi, S.Farm, Apt.
Penyusun :
Hidayatul Baroroh (0661 13 111)
Kelas :
D
Anggota kelompok : - Netti Anggreani (0661 13 121)
-
Siti
Mariyam R. (0661 13 127)
LABORATORIUM
FARMASI
PROGRAM
STUDI FARMASI
FAKULTAS
MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS
PAKUAN
BOGOR
2014
BAB
I
PENDAHULUAN
I.1 Tujuan Percobaan
Melihat
dan mengidentifikasi hidrokarbon alifatik jenuh, hidrokarbon alifatik tak jenuh
dan hidrokarbon aromatik.
I.2 Dasar Teori
Senyawa hidrokarbon merupakan senyawa
karbon yang paling sederhana. Dari namanya, senyawa hidrokarbon adalah senyawa
karbon yang hanya tersusun dari atom karbon. Dalam kehidupan sehari-hari banyak
kita temui senyawa hidrokarbon, misalnya minyak tanah, bensin, gas alam,
plastic, dll. Sampai saat ini telah dikenal lebih dari 2 juta senyawa
hidrokarbon. Untuk mempermudah mempelajari senyawa hidrokarbon yang begitu
banyak, para ahli menggolongkan hidrokarbon berdasarkan susunan atom-atom
karbon dalam molekulnya. Hidrokarbon yang paling sederhana adalah alkana, yitu hidrokarbon yang hanya
mengandung ikatan kovalen tunggal. Hidrokarbon dapat diklasifikasikan menurut
macam-macam ikatan karbon yang dikandungnya. Hidrokarbon dengan karbon-karbon
yang mempunyai satu ikatan dinamakan hidrokarbon jenuh. Hidrokarbon dengan dua
atau lebih atom karbon yang mempunyai ikatan rangka dua atau tiga dinamakan
hidrokarbon tidak jenuh.
Hidrokarbon dan senyawa turunanya,
umumnya terbagi menjadi tiga kelompok
besar yaitu :
1. Hidrokarbon
alifatik terdiri atas rantai karbon yang tidak mencakup bangun siklik. Golongan
ini sering disebut sebagai hidrokarbon rantai terbuka atau hidrokarbon siklik.
2. Hidrokarbon
alisiklik atau hidrokarbon siklik terdiri atas atom karbon yang tersusun dalam
satu lingkar atau lebih.
3. Hidrokrabon
aromatic merupakan golongan khusus senyawa siklik yang biasanya digambarkan
sebagai lingkar enam dengan ikatan tunggal dan ikatan rangkapa bersilih ganti.
Sebagai
hidrokarbon jenuh, semua atom karbon dalam alkana mempunyai empat ikatan
tunggal dan tidak ada pasangan electron bebas. Semua electron terikat kuat oleh
kedua atom. Akibatnya, senyawa ini cukup stabil dan disebut juga paraffin yang
berarti kurang reaktif. Karbon-karbon dari suatu hidrokarbon dapat bersatu sebagai suatu rantai atau suatu
cincin. Hidrokrabon jenuh dengan atom-atomnya bersatu dalam suatu rantai lurus
atau rantai yang bercabang diklasifikasikan sebagai alkana. Suatu rantai lurus
berarti dalam tiap atom karbon lain. Suatu rantai cabang alkana mengandung
paling sedikit sebuah atom karbon yang terikat pada tiga atau lebih atom karbon
lain.
BAB
II
METODE
PERCOBAAN
2.1 Alat dan Bahan
Alat : gelas piala, korek gas, pipa U,
pipet tetes, tabungg reaksi.
Bahan
: air brom, benzene, HNO3 pekat, H2SO4 pekat,
KMnO4, NaCOOH, soda lime, Ca(OH)2.
2.2 Cara Kerja
1.
Hidrokarbon alifatik jenuh (Metana)
Dimasukan 2 gr Na.
asetat dengan 1 gr soda lime (NaOH) dan Ca(OH)2 (1:1) ke dalam
tabung reaksi kering. Tabung reaksi dihubungkan dengan pipa U ke dalam tabung
reaksi lain yang berisi 1 ml air brom. Ujung pipa lengkung yang berisi air brom
harus terendam dalam air brom tersebut. Tabung yang berisi campuran Na Asetat
dan soda lime dipanaskan. Metana yang dihasilkan akan mengalir melalui pipa ke
dalam tabung reaksi yang berisi air brom. Kemudian dikocok dan diperhatikan perubahan
warna dari air brom.
2.
Hidrokarbon alifatik tak jenuh
Ditambahkan 4 tetes
larutan contoh (minyak) yang akan diuji ke dalam tabung reaksi, diambhakan 1 ml
KmnO4 sambil dikocok. Kemudian diamati pemucatan warna dari KmnO4
atau timbul adanya endapan warna cokelat.
3.
Hidrokarbon aromatic
a. Dicatat
bau yang khas dimasukan 1 ml HNO3 dan 2 ml H2SO4
pekat ke dalam tabung reaksi. Didinginkan campuran tersebut di bawah air kran,
kemudian ditambahkan 1 ml benzena, lalu dikocok. Selajutnya dituangkan campuran
tersebut ke dalam gelas piala yang berisi air. Minyak bening kuning kental
(nitrobenzena) akan mengendap pada dasar gelas dengan bau yang sangat khas.
Bila benzena ditambahkan berlebih sebagian akan terapung di atas air. Apabila
derajat panasnya terlalu tinggi, sedikit dinitrobenzena akan terbentuk berupa
padatan.
b. Diuji
4 ml benzena dengan KmnO4 (Uji bayer)
BAB
III
HASIL
DAN PEMBAHASAN
3.1
Hasil Pengamatan
1.
Alifatik jenuh (metana)
Orange → kuning →
bening
Reaksi :
NaOH + CH3COOH
→ CH4 ↑ + Na2CO3 + H2O
2.
Alifatik tak jenuh
Minyak : kuning pekat →
↓ cokelat
Reaksi : -
3.
Aromatik
a.
Bau khas
Sebelum dituang ke air
: Kuning
Setelah dituang ke air
: ↓↑ + larutan bening dengan bau khas aromatik
Reaksi :
C6H6 + H2SO4 + HNO3
→ C6H6 + NO2 + H2O + H2SO4
b.
Bayer
C6H6
+ KmnO4 terpisah.
KmnO4 ↓ di
dasar tabung berwarna ungu.
3.2
Pembahasan
Pada percobaan ini dilakukan 3 pengujian yaitu alifatik jenuh
(metana), alifatik tak jenuh dann aromatik. Pada percobaan petama pengujian
alifatik jenuh dilakukan dengan mencampurkan dan menghubungkan larutan NaCOOH +NaOH
+ Ca(OH)2 dengan air brom. Hasil yang diperoleh yaitu perubahan
warna orange menjadi bening. Hasil ini sesuai dengan teori, dimana larutan
NaCOOH + NaOH + Ca(OH)2 direaksikan dengan air brom dan selanjutnya
dipanaskan akan berwarna bening. Sehingga dengan adanya persamaan hasil
tersebut percobaan alifatik jenuh telah berhasil.
Percobaan selanjutnya yaitu menguji senyawa hidrokarbon
alifatik tak jenuh. Senyawa yang digunakan yaitu KmnO4 + minyak. KmnO4
bertindak sebagai katalis, sedangkan minyak sebagai senyawa hidrokarbon. KmnO4
merupakan oksidator kuat. Pada percobaan ini terjadi reaksi redoks, dimana
senyawa hidrokabon mengalami oksidasi dan KmnO4 mengalami reduksi.
Senyawa hidrokarbon yang mengalami oksidasi yaitu golongan alkena, dimana
ikatan rangkap dua terputus dan menjadi ikatan tunggal. Pada percobaan minyak
menghasilkan ↓ cokelat, yang mengindikasikan terjadinya reaksi dengan KmnO4.
Pada percobaan 3 dan 4 merupakan uji senyawa hidrokarbn
aromatik. Ciri khas dari reaksi ini menimbulkan bau yang sangat khas. Senyawa
yang digunakan yaitu benzena (C6H6). Pada pengujian
pertama untuk menguji bau khas dengan mencampurkan HNO3 + H2SO4
+ C6H6. Sesuai dengan teori bahawa nitrasi benzena dengan
senyawa-senyawa tersebut tidaka kan bercampur, dimana masing-masing membentuk
lapisan sendiri-sendiri. Hal ini karena benzena megalami nitrasi dengan HNO3,
dengan H2SO4 sebagai katalis dengan nitrasi aromatik
berupa reaksi 2 tahap. Terbentuk ↓ dan ↑ serta larutan berwarna bening dengan
bau khas aroma benzena. Sifat bezena yang tidak larut membentuk lapisan kedua
dengan cincin berbentuk awan berwarna putih.
Percobaan terkahir yaitu uji bayer. Uji bayer ini digunakan KmnO4
sebagai katalis. Uji bayer merupakan
suatu uji untuk menunjukan kereaktifan heksana, benzena dan sikloheksana
terhadap oksidator KmnO4 yang
merupakan katalis. Selain sebagai katalis, KmnO4 juga digunakan
sebagai reagensia untuk menanjukan adanya senyawa hidrokarbon dengan dilihat
dari jenis ikatan rangkapnya. Pada uji bayer ini, benzena direaksikan dengan KmnO4
menghasilkan ↓ ungu.
KmnO4 + C6H6
→ ↓ ungu
Kedua senyawa terpisah
dengan KmnO4 mengendap di dasar tabung. Hal ini membuktikan bahawa
adanya pemutusan ikatan rangkap dua.
BAB IV
KESIMPULAN
Berdasarkan
percobaan yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
- Benzena memiliki sifat tidak larut membentuk lapisan kedua pada saat dicampurkan dengan senyawa lain.
- Senyawa hidrokarbon bersifat non polar.
- Benzena sebagai pelarut hanaya dapat melarutkan senyawa-senyawa polar, sedangkan senyawa yang digunakan pada percobaan ini non polar.
DAFTAR
PUSTAKA
Fessenden
R.J and Fessenden J.S. 1982. Kimia
Organik : Edisi ketiga. Jakarta : Erlangga.
Syukri,
S. 1999. Kimia Dasar 3. Bandung :ITB.
Petrucci,
Ralph H. 1987. Kimia Dasar Prinsip dan
Terapan Modern Jilid 3. Jakarta : Erlangga.

0 komentar:
Posting Komentar