Sabtu, 29 Maret 2014

Standard
Assalamualaikum ikhwafillah. Apa kbar hari ini?:)
Waahh ngga terasa yah bentar lagi udah mau masuk bulan April.  Apa sih harapan terbesar di bulan mendatang?? Tentunya segala sesuatunya bertambah baik doonggg,,,iya kan?:D
ngomong2 tentang bertambah baik, pernah ngga sih kalian berfikir tentang kebaikan apa yang sudah bisa kita lakukan? Sebenarnya definisi kebaikan itu sangatlah luas yah sahabat:)
Tapi yang kita butuhin bukan hanya sekedar definisi belaka, melainkan sebuah action dari apa yang telah kita pelajari. Kebaikan tentunya bukan hanya untuk diri kita sendiri, melainkan orang lain, agama, negara, dsb.
Ketika kita sudah melakukan kebaikan untuk orang lain, apa sih yang akan kita rasakan? apakah kita akan merasa menyesal? apa kita merasa dibenci? atau justru malah sebaliknya, kita akan merasa bahagia dan bersyukur bisa membantu orang lain. Waahhh kalao antum semua pasti milih jawaban yang terakhir dooonggg...:D
Berbuat baik itu tidak mesti harus memberikan hadiah kepada orang lain lh shabat. Ngga harus kita memberikan benda2 mewah pada temen kita (kalo kaya gitu semua jga mau).
Berbuat baik bisa dimulai dari tindakan yang paling sederhana dulu. Spesifikasinya adalah mendoakan orang lain. Dalam suatu hadist yang telah ana kutip dari berbagai sumber yng dapat dipercaya menerangkan tentang keutamaan mendoakan orang lain.

" Tidak ada seorang Muslim pun yang mendoakan kebaikan bagi saudaranya (sesama muslim)  tanpa sepengetahuannya, melainkan malaikat akan berkata "Dan bagimu juga kebaikan yang sama," (HR. Muslim no. 4912)

" Doa seorang Muslim untuk saudaranya (sesama muslim) tanpa diketahui olehnya adalah mustajabah. Di atas kepalanya (orang yang berdoa)  ada Malaikat yang telah di utus. Sehingga setiap kali mendoakan kebaikan untuk saudaranya, maka malaikat yang diutus tersebut akan mengucapkan, "Amin dan kamu juga akan mendapatkan seperti itu."

Jadi sekarang udah jelas dong kalau berbuat baik itu penting. Apalagi kalo kita berdoa dan doanya tidak diketahui oleh orang yang kita doakan. Setidaknya doa yang kita persembahkan pun akan lebih ikhlas. Benerrr ngga shabt semua...??

Nah sekarang ana mau tanya, sudahkah ikhwafillah mendoakan saudara kita hari ini?
Jawabnnya tentu sahabat sendiri yang tau.:)
Semoga apa yang ana tulis ini bisa bermanfaat yaa,,

Wassalamualaikum wr wb

salam ukhuwah

Jumat, 21 Maret 2014

KOEFISIEN KEKENTALAN ZAT CAIR

Standard
BAB I
PENDAHULUAN
I.1        Tujuan Percobaan
1.      Menghitung gerak benda dalam fluida
2.      Menghitung kekentalan zat cair
I.2        Dasar Teori
Setiap benda yang bergerak dalam fluida mendapat gaya gesekan yang di sebabkan oleh kekentalan fluida tersebut. Gaya gesekan tersebut sebanding dengan kecepatan relatif benda terhadap fluida. Khusus untuk benda yang berbentuk bola dan bergerak dalam fluida yang sifat-sifatnya, gaya gesekan yang di alami benda dapat di rumuskan sebagai berikut:
F = -6πηr.v
F = gaya gesekan yang bekerja pada bola
η = koefisien kekentalan fluida
v = kecepatan bola relatif
Rumus di atas dikenal sebagai hukum stokes. Tanda minus menunjukan arah gaya F yang berlawanan dengan kecepatan (v). Pemkaian hukum stokes memerlukan beberapa syarat yaitu:
a)      Ruang tempat fluida tidak terbatas (ukurannya cukup luas dibandingkan ddengan ukuran benda)
b)      Tidak ada turbulensi di dalam fluida
c)      Kecepatan V tidak besar, sehingga aliran masih laminer
Viskositas suatu zat cairan murni atau larutan merupakan indeks hambatan aliran cairan. Viskositas dapat diukur dengan mengukur laju aliran cairan, yang melalui tabung berbentuk silinder. Cara ini merupakan salah satu cara yang paling mudah dan dapat digunakan baik untuk cairan maupun gas.
Viskositas adalah indeks hambatan aliran cairan. Viskositas dapat diukur dengan mengukur laju aliran cairan yang melalui tabung berbentuk silinder. Viskositas ini juga disebut sebagai kekentalan  suatu zat. Jumlah volume cairan yang mengalir melalui pipa per satuan waktu:
             F = ηAv
                     L
Keterangan:
F = gaya untuk menggerakan suatu lapisan fluida (N)
η = koefisien viskositas (kg/ms)
A = luas keeping (m2)
v = kelajuan (m/s)
L = jarak antara dua keeping (m)
Makin kental suatu cairan, makin besar gaya yang dibutuhkan untuk membuatnya mengalir pada kecepatan tertentu. Viskositas disperse koloid dipengaruhi oleh bentuk partikel dari fase disperse dengan viskositas rendah, sedang system disperse yang mengandung koloid-koloid linier viskositasnya lebih tinggi. Hubungan antara bentuk dan viskositas merupakan refleksi derajat solvasi dari partikel.
  Bila viskositas gas meningkat dengan naiknya temperature, maka viskositas cairan justru akan menurun jika temperature dinaikkan. Fluiditas dari suatu cairan yang merupakan kelebihan dari viskositas akan meningkat dengan makin tingginya temperature.         
Viskositas dalam aliran fluida kental sam saja dengan gesekan pada gerak benda padat. Untuk fluida ideal, viskositas η = 0 sehingga kita selalu menganggap bahwa benda yang bergerak dalam fluida ideal tidak mengalami gesekan yang disebabkan fluida. Akan tetapi, bila benda tersebut bergerak dengan kelajuan tertentu dalam fluida kental, maka benda tersebut akan dihambat geraknya oleh gaya gesekan fluida benda tersebut. Besar gaya gesekan fluida telah dirumuskan:
F = η A v = A η v = k η v
Koefisien k tergantung pada bentuk geometris benda. Untuk benda yang bentuk geometrisnya berupa bola dengan jari-jari (r), maka dari perhitungan laboraturium ditunjukan bahwa
k = 6 п r
maka
F = 6 п η r v
Persamaan itulah yang hingga kini dikenal dengan Hukum Stokes.
Dengan menggunakan hukum stokes, maka kecepatan bola pun dapat diketahui melalui persamaan (rumus) :
η =  2 r2 g  (ρ – ρo)
          9 v       

ρ   = rapat massa bola
ρo =  rapat massa fluida








BAB II
ALAT DAN BAHAN
II.1      Alat
a.       Tabung Reaksi Zat Cair
b.      Bola-bola kecil dari zat padat
c.       Mikrometer skrup.
d.      Jangka sorong
e.       Mistar
f.       Thermometer
g.      Sendok saringan untuk mengambil bola-bola dari dasar tabung
h.      Stopwatch
i.        Timbangan torsi dengan batu timbangannya
II.2      Bahan
1.      Bola kecil,sedang dan besar
2.      Oli
3.      Karet










BAB III
METODE PERCOBAAN
1.     Mengukur diameter tiap-tiap bola memakai mikrometer skrup. Melakukannya beberapa kali pengukuran untuk tiap bola.
2.     Menimbang tiap-tiap bola dengan neraca torsi
3.     Mencatat suhu zat cair sebelum dan sesudah tiap percobaan
4.     Mengukur rapat massa zat cair sebelum dan sesudah tiap percobaan dengan menggunakan areometer
5.     Menempatkan karet gelang sehingga yang satu kira-kira 5 cm di bawah permukaan zat cair dan yang lain kira-kira 5 cm di atas dasar tabung
6.     Mengukur jarak jatuh d ( jarak kedua karet gelang )
7.     Memasukan sendok saringan sampai dasar tabung dan menunggu beberapa saat sampai zat cair diam
8.     Mengukur waktu jatuh T untuk tiap-tiap bola beberapa kali
9.     Mengubah letak karet gelang sehingga didapatkan d yang lain
10.                        Mengulangi langkah no 6,7 dan 8













BAB IV
DATA PENGAMATAN PERHITUNGAN
IV.1. Data Pengamatan                                        
Nama Percobaan           :  Koefisien Kekentalan Zat Cair
Tanggal Percobaan       :  24 Oktober 2013
Nama Asisten               :  1. Rissa Ratimanjari
                                         2. Desi
Nama Mahasiswa         :  1. Novi Widanengsih                               Nrp    :  0661 13 108
                                         2. Fuji Pujawati                                       Nrp    :  0661 13 133
                                         3. Hidayatul Baroroh                              Nrp    :  0661 13 111
                                         4. Fithriyah Nazhipah                             Nrp    :  0661 13 105
                                         5. Euis Fitriah                                          Nrp    :  0661 13 109
                                         6. Fitri Atikah Suri                                  Nrp    :  0661 13 131
Keadaan Ruangan
P (cm)Hg
T (°C)
C (%)
Sebelum Percobaan
75,5
27°C
67%
Sesudah Percobaan
75,5
27°C
67%

ρfluida= 0,880 gr/cm3                    suhu =30C
No.
Bola
m(gr)
d(cm)
r(cm)
Vb(cm3)
ρb(gr/cm3)
1
Kecil
0,3 gr
0,379
0,369
0,210
1,428
2
Sedang
0,5
0,812
0,406
0,280
1,785
3
Besar
0,7
1,028
0,514
0,568
1,232








·         Bola kecil
No.

S(cm)

r (cm)
v  (cm/s)
     η

1

 

03,64
2,747 cm/s
5,915

 

10

04,23
2,364 cm/s
6,873

2

20
08,01
2,496 cm/s
6,510


08,50
2,352 cm/s
6,908
X
-
-
-
5,074

·         Bola Sedang
No.
S (cm)
r (cm)
v (cm/s)
η
1
10
03,10
3,223 cm/s
10,079


02,92
3,424 cm/s
9,488
2
20
05,89
3,395 cm/s
9,569


05,58
3,584 cm/s
9,064
X
-
-
-
9,55

·         Bola Besar
No.
S(cm)
t(s)
v (cm/s)
η
1

02,47
4,048 cm/s
5,003

10
02,38
4,201 cm/s
4,820


04,63
4,319 cm/s
4,689
2
20
04,68
4,273 cm/s
4,739
X
-
-
-
4,812

IV.2.    Perhitungan
Bola kecil
1)      10 pertama η =   2.r2.g   ( ρbenda - ρfluida)
          9.v
  =   2.(0,369)2. 980   (1,428 – 0,880)
                                    9 . 2,747
  =   266,875.0,548   =  146,247  =   5,915 gr/cm.s
                              24,723               24,723
                     Kedua   η  =  2. (0,369)2. 980     (1,428 – 0,880)
                                                9 . 2,364
                                       =  266,875 . 0,548 =  146,247  =    6,873 gr/cm.s
                                                21,276                 21,276
2)       20 pertama  η 2. (0,369)2. 980   (1,785  0,880 )
                                                  9 . 2,496       
                                       = 146,247       =   6,510 gr/cm.s
                                           22,464
                      Kedua  η 2. (0,369)2. 980   (1,785 – 0,880)
                                                 9. 2,352
                                      =  146,247          =  146 . 247    =    6,908 gr/cm.s
                                           9 . 2,352              21,168



            Bola sedang
1)      10 pertama  η =  2 . (0,406)2 . 980   (1,785 – 0,880)
                                      9 . 3,223
                                         =  323,078 . 0,905   
                                                  29,007
=  292,385      =  10,079 gr/cm.s
                                               29,007                  
 kedua  η =  2 . (0,406)2 . 980   (1,785 – 0,880)
                                     9. 3,424

                            =  323,078 . 0,905



                                    30,816
                            =   292,385     =  9,488 gr/cm.s
                                   30,816                          
2)      20 pertama η =   2 . (0,406)2 . 980   (1,785 – 0,880)
                                    9. 3,395
                      =  292,385      9,569 gr/cm.s
                                 30,555
 kedua     =   2. (0,406)2. 980    (1,785 – 0,880)
                          9. 3,584
                =  292,385      =  9,064 gr/cm.s
                     32,256

Bola Besar
1)      10  pertama η  =   2. (0,514)2. 980    (1,232-0,880)
                                         9. 4,048
                               =    182,274            =   5,003 gr/cm.s                        
                                      36,432                
 Kedua η  =  2. (0,514)2. 980    (1,232-0,880)
                           9. 4,201
                 =  182,274      =   4,820 gr/cm.s
          37,809
2)      20 pertama  η =   2. (0,514)2. 980    (1,232-0,880)
                                        9. 4,319
                             =   182,274       =   4,689 gr/cm.s
                                    38,871

 kedua η    =    2. (0,514)2. 980    (1,232-0,880)
                              9. 4,319
                  =  182,274       =  4,739 gr/cm.s
                        38,457













BAB  V
PEMBAHASAN

Viskositas diartikan sebagai resistensi atau ketidakmauan suatu bahan untuk mengalir yang disebabkan karena adanya gesekan atau perlawanan suatu bahan terhadap deformasi atau perubahan bentuk apabila bahan tersebut dikenai gaya tertentu.
             Viskositas secara umum dapat juga diartikan sebagai suhu tendensi untuk melawan aliran cairan karena  internal friction untuk resistensi suatu bahan untuk mengalami deformasi bila bahan tersebut dikenai suatu gaya. Semakin besar resistensi zat cair untuk mengalir, maka semakin besar pula viskositasnya. Viskositas pertama kali diselidiki oleh Newton, yaitu dengan mensimulasikan zat cair dalam bentuk tumpukan kartu. Zat cair diasumsikan terdiri dari lapisan-lapisan molekul yang sejajar satu sama lain. Lapisan terbawah tetap diam, sedangkan lapisan atasnya bergerak, dengan cepatan konstan sehingga setiap lapisan memiliki kecepatan gerak yang berbanding langsung dengan jaraknya terhadap lapisan terbawah. Perbedaan kecepatan dv antara dua lapisan yang dipisahkan dengan jarak sebesar dx adalah dv/dx atau kecepatan gesek. Gaya per satuan luas yang diperlukan untuk mengalirkan zat cair tersebut F/A atau tekanan geser.
            Viskositas suatu bahan dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu suhu, viskositas berbanding terbalik dengan suhu. Jika suhu naik maka viskositas akan turun dan begitu pula sebaliknya. Hal ini disebabkan karena adanya gerakan partikel-partikel cairan yang semakin cepat apabila suhu ditingkatkan dan menurunkan kekentalannya. Konsentrasi larutan, viskositas berbanding lurus dengan konsentrasi larutan. Suatu larutan dengan konsentrasi tinggi akan memiliki viskositas yang tinggi pula, karena konsentrasi larutan menyatakan banyaknya partikel zat yang terlarut tiap satuan volume. Semakin banyak partikel yang terlarut, gesekan antar partikel semakin tinggi dan viskositasnya semakin tinggi pula. Berat molekul solute, viskositas berbanding lurus dengan berat molukel solute, karena dengan adanya solute yang berat akan menghambat atau memberi beban yang berat pada cairan sehingga menaikkan viskositasnya. Tekanan, akan bertambah jika nilai dari viskositas itu bertambah. Semakin tinggi tekanan maka semakin besar viskositas suatu zat cair.
            Pada viscometer Ostwald yang diukur adalah waktu yang dibutuhkan oleh sejumlah tertentu cairn untuk mengalir melalui pipa kapiler dengan gaya yang disebabkan oleh berat cairan itu sendiri. Berdasarkan hokum Heagen Poiseuille : ŋ = cpr4t/(8VL) P = pgh = πpr4pgh/(8VL). Dimana p = tekanan hidrostatis, r = jari-jari kapiler, t= waktu alir zat cair sebanyak volume V dengan beda tinggi h, L = panjang kapiler. Untuk air : ŋair = πpr4 ta. Pa.g.h / (8VL) secara umum berlaku ŋx = πpr4txpxgh / (8VL). Jika air digunakan sebagai pembanding maka ŋx/ ŋair = txpx/tapa (Tim Kimia Fisik, 2010 )
            Berdasarkan hokum stokes dengan mengamati jatuhnya benda melalui medium zat cair yang mempunyai gaya gesek yang makin besar bila kecepatan benda jatuh makin besar π = 2r.2d – dm.g.9.s.t (1+2, 4rR). Ketererangan cairan, g = gaya gravitasi, s = jarak jatuh (a – ob), t = waktu bola jatuh, r = jari-jari tabung viskosimeter  (Anekcheiftein,2010)
            Persamaan Navier-stokes (dinamakan dari daude Louis Navier dan Gorge Gabriel Stokes), adalah serangkaian persamaan yang menjelaskan pergerakan dari suatu fluida seperti cairan dan gas. Persamaan-persamaan ini menyatakan bahwa perubahan dalam momentum (percepatan) partikel-partikel fluida yang bergantung hanya kepada gaya viskos tekanan eksternal yang bekerja pada fluida. Kita dapat mengembangkan persamaan gerakan untuk fluida, nyata dengan memperhatikan gaya-gaya yang bekerja pada suatu elemen kecil fluida. Penurunan persamaan ini, yang disebut persamaan Navier-stokes (Streeter, 1996).
            Hukum Poiseville berlaku hanya pada aliran fluida laminar dengan viskositas konstan yang tidak bergantung pada kecepatan fluida. Bila aliran fluida cukup besar, aliran laminar rusak dan mengalami turbulensi. Kecepatan kritis yang diatasnya dari tabung, jika fluida mengalir lewat sebuah pipa panjang horizontal berpenampang konstan yang sempit tekanan sepanjang akan konstan.
            Cara penentuan harga kekuatan dalam percobaan ini menggunakan metode Ostwald yang mana prinsip kerjanya berdasarkan waktu yang dibutuhkan oleh sejumlah tertentu cairan untuk mengalir melalui pipa kapiler dengan gaya yang disebabkan oleh berat cairan itu sendiri. Alat yang digunakan untuk mengukur viskositas disebut viscometer.
            Piknometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur massa jenis atau densitas dari fluida. Piknometer terdiri dari 3 bagian, yaitu : tutup pikno, lubang, dan gelas atau tabung ukur. Satuan yang digunakan, biasanya massa dalam satuan gram, volume dalam satuan mL = cm3. Jadii satuan P adalah dalam g / cm3.
Metode pengukuran viskositas terdiri dari viknometer kapiler / Ostwald pada metode ini viskositas ditetntukan dengan mengukur waktu yang dibutuhkan bagi cairan uji untuk lewat antara dua tanda ketika ia mengalir karena gravitasi, melalui satuan tabung kapiler vertical. Waktu alir dari cairan yang diuji, dibandingkan dengan waktu yang dibutuhkan bagi suatu cairan yang viskositasnya sudah diketahui, biasanya air, untuk lewat antara dua tanda tersebut. Jika ŋ1 dan ŋ2 maing-masing adalah viskositas dari cairan yg tidak diketahui dan cairan standar, p1 dan p2 adalah kerapatan dari masing-masing cairan, t1 dan t2 masing-masing adalah waktu alir dalam detik. Viskosimeter Hoppler, pada viskositas ini yang diukur adalah waktu yang dibutuhkan oleh sebuah bola logam untuk melewati cairan setinggi tertentu. Suatu benda karena adanya gravitasi akan jatuh melalui medium yang berviskositas dengan kecepatan yang semakin besar sampai mencapai kecepatan maksimum. Kecepatan maksimum akan tercapai bila gravitasi sama dengan frictional resistance medium. Viscometer cup dan Bob, prinsip kerjanya sampel digeser dalam ruangan antara dinding luar dari bob dan dinding dalam dari cup dimana bob masuk persis ditengah-tengah. Kelemahan viscometer ini adalah terjadinya aliran sumbat yang disebabkan geseran yang tinggi disepanjangkeliling bagian tube sehingga menyebabkan penemuan konsentrasi. Penurunan konsentrasi ini menyebabkan bagian tengah zat yang ditekan keluar memadat. Hal ini disebut aliran summbat. Viscometer corner dan plate, cara pemakaiannya adalah sampel ditempatkan ditengah-tengah papan, kemudian dinaikkan hingga posisi dibawah kerucut-kerucut digerakkan oleh motor dengan bermacam kecepatan dan sampelnya digeser didalam ruang sempit antara papan yang diam dan kemudian kerucut yang berputar
Pada percobaan yang kami amati pada koefisien kekentalan zat cair, zat cair yang di gunakan yaitu oli sebagai fluida dan bola berukuran keci, sedang besar sebagai benda yang  mengalami gaya gesekan yang disebabkan oleh fluida. Dalam bola kecil memiliki massa (m) 0,3 gr, diameter (d) 0,739 cm, jari-jari (r) 0,369 cm,volume benda (Vb) 0,210cm3
Massa jenis benda (ρb) 1,428 gr/cm3, pada bola sedang massa (m) 0,5 gr, diameter (d)0,812 cm, jari –jari (r) 0,406 cm, volume benda (Vb)0,280 cm3, massa jenis benda (ρb) 1,785 gr/cm3 bola besar massa (m) 0,7 gr, diameter(d) 1,028 cm, jari-jari (r) 0,514 cm, volume benda (Vb) 0,568 cm3, massa jenis benda (ρb) 1,232 gr/cm3,
Perhitungan bola pada oli 1. Bola kecil pada jarak 10 cm : dalam percobaan pertama waktu (t) 03,64 s, kecepatan (v) 2,747 cm/s, eta (η) 5,915 pada percobaan kedua waktu (t) 04,23 s, kecepatan (v) 2,364 cm/s, eta (η) 6,873. 2 bola kecil pada jarak 20 cm, dalam percobaan pertama waktu (t) 08,01 s, kecepatan (v) 2,496 cm/s, eta (η)6,510. Pada percobaan kedua waktu (t) 08,50 s, kecepatan (v) 2,352 cm/s, eta (η) 6,908.
Perhitungan pada oli 2. Bola sedang  pada jarak 10 cm :dalam percobaan pertama
waktu (t) 03,10 s, kecepatan (v) 3,223cm/s, eta (η) 10,079. Dalam percobaan kedua waktu (t) 02,92 s, kecepatan (v) 3,424cm/s, eta (η) 9,488. 2. Bola sedang pada jarak 20 cm, dalam percobaan pertama waktu (t) 05,89 s, kecepatan (v) 3,395 cm/s, eta (η) 9,569, pada percobaan kedua waktu (t) 05,58 s, kecepatan (v) 3,584 cm/s, eta (η) 9, 064, perhitungan  pada oli 3. Bola besar pada jarak 10 cm dalam percobaan pertama . waktu (t) 02,47 s, kecepatan (v) 4,048 cm/s, eta (η) 5,003 pada percobaan kedua jarak 20 cm . waktu (t) 04,63 s, kecepatan (v) 4,319 cm/s, eta(η) 4,689. Pada percobaan kedua waktu (t) 04,68 s, kecepatan (v) 4,273 cm/s, eta (η) 4,739.

















BAB VI
PENUTUP

VI.1     Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat kita ambil dari percobaan kali ini yaitu kekntalan zat cair (viskositas) mengakibatkan terjadinya perubahan laju atau keceptan bola, benda yang dapat dari fluida mendapat gaya gesekan yang di sebabkan oleh kekentalan fluida tersebut, semakin besar nilai koefisien kekentalan zat cair maka semakin lambat pula benda yang di masukan ke dalamnya. Luas penampang juga cukup terpengaruh terhadap zat cair. Waktu yang di perlukan benda untuk mencapai titik tertentu pula tergantung dari berat massa zat tersebut.
VI.2     Saran
Dalam melakukan praktikum di harapkan praktikan dapat menguasai materi yang akan di praktikan sehingga data yang akan di dapat bisa lebih akurat dalam melakuakan percobaan karena ke akuratan dalam percobaan akan sangat menentukan nilai perhiutngan, nilai koefisien, nilia kekentalan dan maupun nilai-nilai lainnya.









Daftar Pustaka

Foster, Bob.2004. Fisika Untuk SMA kelas I semester 2. Jakarta : Erlangga
Giancoli.1998.Fisika Jilid I Edisi Kelima. Jakarta : Erlangga.
Kanginan, Marthen. 2004. Fisika . Jakarta:Erlangga.