Jumat, 24 Oktober 2014

Farmasiku :)

Standard
Apa yang ada di benak kalian tentang seorang farmasis? orang yang membuat obat? orang yang menjual obat? atau seorang pelayan apotek yang tugasnya hanya memberikan obat kepada  pasiennya saja?
Yah, mungkin itu adalah sedikit poin dari beribu- ribu pandangan  mata awam kepada seorang farmasis. Namun apakah kalian pernah berpikir bagaimana keras dan rumitnya perjalanan hidup  seorang farmasis?
Sebagai seorang yang sedang menekuni dunia farmasi ini, hatiku merasa tergelitik ketika seseorang mengatakan bahwa farmasis itu sama saja dengan penjual obat. Bagi kalian yang mencintai kesehatan, seharusnya tau pentingnya profesi seorang farmasis ini. Tapi kalau memang farmasis itu kurang eksis, maka akan saya perkenalkan siapa itu farmasis.
 Kuliah jam 7 pagi pulang jam 7 malam, atau bahkan lebih. Seminggu ada 6 praktikum, yang semuanya mencakup hafalan, hitungan dan butuh ketelitian. Buku laporan setebal kitab telah menunggumu pulang. Hafalan yang tersematkan berteriak- teriak minta kau ulang. Banyak jurnal terbengkalai yang belum kau selesaikan. Perhitungan dosis yang benar- bernar membutuhkan ketelitian, karena hubungannya dengan nyawa orang. Sediaan yang melenceng sedikit saja bisa membuat nyawa orang melayang. Urusan organisasi yang belum terselesaikan. Belum lagi berapa banyak gayung yang kami habiskan untk menampung air mata karena keputusasaan kami. Oh tidaaaaakkkkkkk....waktu kosong satu menit saja sangat berharga bagi kami. 
Tapi semua itu terbalas ketika kami berhasil membuat sediaan yang berguna untuk kesembuhan dan kesehatan pasien.


Katanya anak farmasi itu biasa saja, tapi apakah kalian tau bagaimana perjuangan anak lulusan SMA seperti saya yang mencoba untuk bertahan dan menyesuaikan dengan dunia obat- obatan dan cairan yang menurut kami itu asing. Saat kami berjalan dengan jas lab putih (yang merupakan seragam kebesaran kami) sambil menenteng buku dan dianggap kurang kerjaan. Kata siapa farmasi itu mudah,  sekali- kali tengoklah ke lab nya anak farmasi dan lihat apa yang terjadi di dalamnya. Berbagai macam cairan ada di dalamnya dan siap untuk direaksikan. Cairan yang berbahaya tapi kami siap menghadapinya. Kata siapa kuliah farmasi gampang, hehe..lihatlah kami yang selalu berjalan dengan menenteng jas lab yang warna putihnya setiap hari akan berubah menjadi kumpulan noda dan cairan. Karena kurang afdhol rasanya kalau jas lab kita ngga kena cairan. Itu merupakan kebanggaan buat kami. Menghadapi alat super mahal yang harganya sampai ratusan juta, yang dosen kami selalu bilang intinya uang jajan kami satu tahun pun ngga bakal cukup buat menggantinya kalau pecah.

Kata siapa anak farmasi itu ngga seperti dokter, lihatlah kuliah dan praktikum anfisman kami . Kami bisa menyuntik tikus, kelinci dan membelah katak.hehe...
Farmasi itu menyenangkan ko' :).
Menghadapi berbagai reaksi kimia, meneliti ini itu, dan tentunya mengenal alat- alat yang super wahh. Kita juga ngga kalah saing dengan kuliahnya anak sastra (lho?). Menghadapi pelajaran antara kelas dan laboratorium yang bisa sambil berjalan- jalan. Anggaplah ini jalan- jalan buat kami, karena kami hampir tidak memiliki waktu untuk refreshing, jadi jarak antara lab dan kelas kami anggap sebagai jalan- jalan.
Dan nanti kalau kita sudah apoteker, kita bakalan kaya dokter lho. Bedanya jas kita tetep bersih karena ngga berhubungan dengan darah atau bau- bau yang kurang sedap. Kami berhubungan dengan bau - bau obatan yang sudah kami racik dengan penuh kasih sayang untuk pasien kami. Kurang apa coba kalau punya istri atau suami apoteker, obat aja diberi kasih sayang lebih, apalagi kamu (#eaaaaa,,sekalian promosi nih jadinya).
So, jangan merendahkan anak farmasi Coba bayangkan kalau tidak ada anak farmasi, dokter mau kerja sama siapa? mau ngasih obat apa? kan obatnya kita yang bikin (#bangga dong :))
Khusus buat farmasis cewek, jangan bilang kami itu lemah. Kami itu strong lho..mengambil cairan dari pipet volume dan mengeluarkannya. Semua itu butuh tenaga ekstra, apalagi kami cewek yang penuh dengan kelembutan. Dan satu lagi, kami sangat sabar menunggu perubahan warna dan kalibrasi (apalagi menunggu kamuu #wkwkwk).
Jadi, masih mau menganggap rendah farmasis? Menjadi seorang farmasis itu suatu kebanggaan. Kita berhubungan dengan nyawa  orang. Memberikan sebagian hidup kita untuk orang lain. Tentang gaji seorang farmasis, jangan pernah takut. Allah telah mengaturnya.
Buat kalian farmasis muda, berjuanglah sampai titik darah penghabisan. Yang belum masuk dunia farmasi, yuuk ramai- ramai ambil bagian dari kami.

Salam Farmasis :)

0 komentar:

Posting Komentar